Saturday, March 28, 2009

kesepian warga dabo

toast barock? siapa sih dia? pertanyaan yang wajar saya kira. lha wong grup musik ini satu-satunya yang berhasil lolos seleksi pt akalliar (iwan xaverius edane, ian antono godbless, ali akbar musisi kawakan), namun tak ada perayaan keberhasilannya begitu pulang ke batam usai launching album kompilasi di hotel twins jakarta, setengah tahun silam. meski dari ratusan grup mereka mewakili kepri, toh ceritanya menyedihkan. salah satunya, usai launching seorang personilnya harus tinggal sementara di jakarta karena duitnya nggak cukup untuk beli tiket semua personil. ah, sudahlah, memang begitu kok kepedulian kita terhadap orang lain.

dua bulan saya bertugas di dabo singkep, kabupaten lingga. jauh sekali dengan batam, tentu saja. yang tak ada spbu, yang harga kebutuhan pokoknya mahal, yang harus nyebrang pakai kapal ke ibu kota kabupaten. ulang tahun Posmetro ke-9, februari kemarin, saya coba tawarin teman-teman di toastbarock, mau nggak manggung di dabo. begitu setuju, saya dan joni (rekan sekerja) harus kerja keras. harus jadi, karena ada beberapa selentingan masuk ke telinga, bikin acara kok di dabo singkep, bayar lagi. "kemarin anak-anak sma bikin acara musik dengan tiket cuma seribu lijma ratus perak aja nggak ada yang nonton," kata teman yang asli kelahiran dabo singkep.

tetapi saya ngotot harus bayar. lima ribu perak saja. alasan yang saya kemukakan, siapa tahu nanti suatu hari dabo berkembang pesat dan dilirik sebuah event organizer dengan mendatangkan grup band ternama. masak gratis, bisa sih asalkan mbrobos pager dengan resiko digebuki keamanan acara. bukannya tanpa persoalan di lapangan, untuk sewa sound system saja kami mati-matian. dana bantuan pemkab dan sponsor jelas tidak menutupi semua kebutuhan. soal sound sistem misalnya, acara yang kami gelar membutuhkan minimal 10 ribu watt. padahal, biasanya acara musik di sini cuma 1.500 atau 3.000 watt saja.

namanya ngundang tamu, terbiasa latihan di studio batam yang soundnya apik. takut mengecewakan, kami kejar semua pemilik peralatan musik dan sound sistemnya. dari beberapa pemilik, akhirnya terkumpul 11.000 watt. kami pakai lapangan tertutup milik pt Singkap Timas Utama. dulu, lapangan yang dikenal dengan taman seni ini ramai oleh anak-anak karyawan pt antam sebelum tutup. bagus lokasinya. tantangan juga nih, karena pengelola taman ingin melihat apakah acara kami bisa ramai.

setengah jam sebelum acara dimulai, waktu menunjuk 19.30 wib. dari kawan yang ada di lapangan, saya tahu belum ada belasan orang masuk. waduh... saya menemani toastbarok di hotel gapura singkep. tak lama kami meluncur ke lokasi. di sana kami berdoa harap-harap cemas. dan.......... beberapa menit sebelum toast barock naik panggung semua tiket yang kami jual habis. bahkan terpaksa melayani penonton tanpa tiket (maaf bos, hasil penjualan tiket buat nutupi kekurangan sewa sound sistem).

seribu lebih warga dabo singkep tumpel blek di taman seni. delapan lagu yang dibawakan mendapatkan simpati luar biasa dari warga. sebelumnya, kami memang rajin memutarkan lagu-lagu toast barok di radio setempat. malam yang menyenangkan bagi kami, bagi Posmetro, bagi toastbarock, terpenting bagi warga yang malam itu malas-malas beranjak sebelum vokalis toast barock, jay meyakinkan bahwa penampilan mereka sudah selesai.

No comments: