Thursday, December 18, 2008

dan kampung baru pun bersolek

Warga Kampung Baru, Desa Batu Berdaun, kini bisa tersenyum. Jalan tanah yang becek, gembur, segera digantikan paving blok. Pembangunan proyek pemerintah ini sudah berjalan dua mingguan, sebentar lagi rampung.

Pembangunan paving blok dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan sepanjang 1.000 meter, lebar 3 meter ini dikerjakan oleh CV Rokha Pratama dengan nilai kontrak Rp. 406.111.000 dengan waktu pelaksanaan 50 hari kalender. Dana pembangunan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lingga tahun 2008. Dipercaya sebagai konsultan perencana adalah CV Gurindam Tekhnik Consultant.

Saprianto, kepala tukang pembangunan paving blok saat ditemui di rumah pelaksana lapangan, Andre, optimis proyek selesai tepat waktu. Untuk mencapai target hari pengerjaan, ia dan teman-temannya bekerja keras. Bahkan saat hujan pun tetap bekerja. "Pelaksana di lapangan menyediakan baju hujan untuk kami," katanya.

Tokoh pemuda Kampung Baru, Wahiduzzaman, mengakui adanya perasaan senang kampungnya mendapatkan jatah paving blok. Jika ada warga yang merasa pembangunan paving blok ini tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, Wahid begitu ia lebih dikenal mengingatkan masih ada hari esok. "Sekarang belum terasa, paling hanya naik sepeda motor dan jalan kaki tak becek dan gembur lagi. Tetapi nanti banyak yang dipetik hasilnya, ambulans bisa parkir depan rumah, anak-anak sekolah lebih aman pulang dan pergi menuntut ilmu karena bisa melawati jalan ini, harga tanah-tanah yang ada di tepi jalan saya yakin harganya juga bakal melonjak," paparnya.

Yang disampaikan Wahid diamini Ketua RW 2 Kampung Baru, Zainuddin (52). Lelaki yang akrab disapa Om Jay ini bersyukur warganya tak harus berkotor-kotor ketika hujan turun.

Saat aku ke lapangan, sejumlah pekerja sibuk menyelesaikan proyek ini. Suasana kampung yang teduh, karena berada persis di tepi laut, dengan begitu banyak pohon kelapa di antara rumah warga, tampak lebih maju dengan sentuhan jalan yang dipaving blok. Jalan baru ini tidak lurus, tetapi berkelok-kelok. Pekerja mengerjakan bagiannya masing-masing. Saat yang lain memasang kotak-kotak paving blok di atas pasir sebagai alasnya, yang lain mengunci tepi paving blok agar jalan tak hancur atau longsor bagian tepinya. Penguncian dilakukan dengan cara dibeton. Celah-celah antara paving blok satu dengan lainnya dicurahi pasir sehingga tak menyisakan ruangan lagi.

"Dengan lima puluh hari kalender, saya yakin proyek ini selesai sesuai jadwal yang ditetapkan pemerintah," jelas pelaksana lapangan, Andre.
Read More..

mencumbu perawan sergang

Pantai-pantai itu begitu memikat. Ibarat perawan kampung, onyek wisata alam tadi merindukan lirikan. Tinggal disentuh lebih mesra, mereka akan tersenyum. Kabupaten Lingga memang penuh pesona.

Jumat (21/11), seharian aku menghabiskan waktu untuk memburu keindahan alam di Kampung Sergang, Kecamatan Singkep. Ada tiga lokasi yang dikencani, Pantai Indah Sergang Laut, Pantai Tanjung Nusantara dan Pantai Jodoh. Di lokasi pertama, begitu masuk kita disambut karamahan alam. Ribuan pohon kelapa menyapa di kedua sisi jalan. Hamparan pantai sejauh ratusan meter menjadi arena bermain keluarga setiap hari libur. Gazebo, fasilitas umum seperti WC, bangku-bangku kecil di tepi laut, bahkan Sekretariat Sanggar Seni Tepian Pantai Sergang, ada di sini.

Belasan perahu nelayan siang itu ditambatkan di pantai. Tak perlu memikirkan payung atau tempat berteduh, cemara berusia lanjut cukup sudah sebagai penggantinya. Rindang dan sejuk. Jalan-jalan penghubung antar sudut dipaving blok, tak membuat khawatir alas kaki akan kotor. Lalu, sapalah keramahan warga setempat. Mereka akan bercerita ramainya tempat ini setiap kali liburan.

Perjalanan ke Pantai Tanjung Nusantara tak terlalu memakan waktu. Tak lebih dari 15 menit dengan sepeda motor. Aspal yang tak terlalu lebar ternaungi rapatnya pepohonan karet yang lagi sepi, tak dijamah petani karena musim hujan. Di pantai ini, hamparan pasir dan areal wisata tak seluas Pantai Indah Sergang Laut. Namun bukan berarti tak ada pesona di sini. Gazebo yang ada beberapa buah dibangun persis di tepi laut, mencumbu angin yang senantiasa berhembus. Ada mainan kuno yang justru menjadi incaran pengunjung, ayunan tali. Di bawah pokok pohon besar, beberapa pasang ayunan siang itu kosong. "Rasakan kenyamanan berayun di sini, telapak kaki langsung menyentuh lembutnya pasir dan segarnya air laut," jelas Hasan, warga setempat yang tengah bersantai.

Di lokasi terakhir, Pantai Jodoh, benar-benar sambutan pesona alam. Belum ada gazebo, bangku, kedai. Dapat ditempuh sekitar 10 menit dari Pantai Tanjung Nusantara, pantai ini hanya memiliki satu jalan masuk. Tanah, setapak, harus hati-hati melintasinya karena di sebelah kanan tebing curam dengan dasar laut lepas. Sementara di sebelah kiri bukit hutan lebat. Kira-kira 500 meter, sampai ke pusat keindahan. Hanya ada tanah datar tak lebih dari 20 meter persegi.

Selanjutnya silakan turun ke bawah. Ada beberapa jalan menuju rangkaian batu karang beragam ukuran. Di sinilah pengunjung yang rata-rata pasangan muda duduk sambil merenda masa depan. Dengan hamparan alut lepas di depan dan keindahan Kota Dabo dengan latar belakang bebukitan menghijau, kita bisa ditahan hasrat hati untuk berlama-lama di sini.

"Tempat ini ditemukan warga, belum tersentuh fasilitas yang menyimbolkan kemajuan. Bagus sih kalau dibangun, asalkan tidak mengurangi keindahan aslinya. Saya lihat pemerintah sudah berupaya membangun wisata di sini, seperti di Pantai Indah Sergang Laut. Seharusnya pengunjung menjaganya, biar tetap bersih dan terawat," kata Imam, warga yang berpapasan jalan.
Read More..

ah, andaikata kades seperti dia

sudiansyah bagi aku bukan hanya seorang kepala desa. jujur saja, perkenalanku dengannya hanya lewat ponsel. sahabatku memberiku nomornya, aku sms dua jam lalu, ngobrol sekitar 10 menit. namun cukup bagiku untuk mengetahui "kenekatan" kepala desa yang satu ini.

desa keranden, kecamatan lingga tentu bukan daerah yang dengan mudah mengantarkan warganya ke dunia maya. artinya ia harus mengeluarkan biaya pribadi untuk berkarya. memang bukan kantor desa mewah, bukan juga jembatan desa, hanya sebuah blog. bagi aku, justru blognya yang membuatku menarik dan angkat topi untuknya. cobalah anda buka abiekranden.blogspot.com, hm sebuah maha karya di tengah keterbatasan kabupaten ini. dan aku suka, aku salut, aku menghargainya. teruslah berkarya sahabat, biar dunia tahu di sebuah desa bernama kerandin rupanya ada yang ingin maju.

ah, andaikata semua kepala desa di kabupaten lingga memiliki "kenekatan" seperti syuriansyah. maaf, dua menit lalu saya baru menerima sms dari sahabat baru tadi, menuliskan ejaan namanya yang benar. bukan sudiansyah melainkan syuriansyah. he he he, malas ngedit bagian atas jadi lanjut aja nulisnya. meneruskan andaikata tadi, andikata semua kepala desa melek teknologi seperti dia, pasti komunikasi antar perangkat desa tak akan mandeg. masalahnya, semuanya butuh biaya untuk koneksi internet. dan syukriansyah berani melakukannya. selamat... selamat...
Read More..

Sunday, December 14, 2008

sate bola jadi tiket ke senayan

Resah melihat anak didik kesulitan menerima penjelasannya sebagai seorang guru matematika, Samsul Hadi berpikir keras. Bagaimana caranya agar matematika tak lagi dianggap pelajaran susah. Dan guru SMAN 1 Singkep ini berhasil menemukan jawabannya.

Ditemui di rumahnya, komplek TVRI Telex, beberapa malam lalu, ia tengah serius di depan laptopnya. Sejurus kemudian, pembicaraan pun tak jauh dari hobinya, matematika. Alumnus IKIP Negeri Malang Jurusan Matematika tahun 1995 dan mendapatkan gelar MPd-nya tahun 2007 di kampus yang sama (sekarang Universitas Negeri Malang) ini lalu menunjukkan gambar di monitor. "Ini saya namakan sate bola. Saya ciptakan ketika murid-murid kesulitan memahami peluang atau probability," jelasnya.

Memang, sate bola yang berhasil mengantarkan Samsul ke Jakarta sebagai nominator guru berprestasi tingkat nasional 2008 atas undangan Depdiknas tak ubahnya sate kambing atau ayam yang biasa kita lihat. Cuma, daging-dagingnya diganti bola dengan warna sama untuk setiap tusukan. Tusukan-tusukan itu untuk ratusan, puluhan atau satuan. "Bisa juga disebut sempoanya matematika," lanjut Samsul. Judul karya ilmiah yang dipilihnya adalah Pembelajaran Matematika Realistik Melalui Kolaborasi Alat Peraga Sate Bola dan Komputer.

Untuk mempermudah pembelajaran, sate bola tadi dikombinasikan dengan komputer. Samsul menggunakan program presentasi power point buatan microsoft untuk menjelaskan bagaimana metode sate bola digunakan. Menurutnya, murid-murid lebih mudah memahami materi peluang dengan menggunakan alat peraga dibandingkan hanya mempelajari dengan cara membaca dari buku. Sate bola itu kini dipatenkan Samsul.

Perjalanan ke Jakarta cukup panjang. Tanggal 2 Mei 2008 dimulai penilaian tingkat kecamatan Singkep Barat, dan ia lolos. Saat penilaian tingkat kabupaten, ternyata guru peserta lomba karya ilmiah dari kecamatan lain belum ada yang menyiapkan karya ilmiahnya. Padahal tim penilai sudah datang. Tak ingin kehilangan kesempatan, karya ilmiahnya diikutkan ke tingkat Provinsi Kepri. Sebenarnya, waktu itu ada banyak peluang bagi guru karena ada kategori guru TK, SD, SMP, SMA dan pengawas SD, SMP dan SMA. Namun dari Kabupaten Lingga hanya ia dan Susilo yang maju. Ia mewakili guru SMA dan Susilo wakil guru SD. Di Provinsi, keluar sebagai juara satu untuk guru TK dari Tanjungpinang, juara satu kategori SD Kabupaten Natuna, juara satu untuk guru SMP dari Tanjungpinang dan Samsul mewakili Provinsi Kepri ke Jakarta untuk kategori guru SMA.

"Saya tak menyangka, dari kabupaten baru bisa menang. Saat diberitahu panitia agar saya yang memberikan pesan dan kesan di depan peserta lain, saya berfikir mengapa harus saya. Ternyata saya terpilih mewakili Provinsi Kepri untuk guru SMA," Samsul mengenang.

Siapa sangka juga, berkat sate bola, tanggal 14 Agustus 2008 ia bisa merasakan kemewahan menginap di Hotel Sahid bersama finalis dari 33 provinsi se-Indonesia. Kebanggaannya bertambah ketika sehari kemudian rombongan guru berprestasi diajak berkunjung ke gedung DPR dan mendengarkan secara langsung pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk para guru. Meski tak juara, namun suami dari Sri Kartini, guru SMK Dabo ini bersyukur. Namun ia merendah dan menolak disebut guru teladan, "Saya hanya finalis Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional."

Urusan karya ilmiah, Samsul memang hobi. Tahun 2003, ia berhasil menjadi juara harapan dua lomba karya ilmiah yang diselenggarakan Depdiknas, di tahun dan penyelenggara yang sama karya ilmiahnya seputar inovasi pembelajaran masuk final. Bahkan malam itu POSMETRO ditunjukkan kerya ilmiah terbarunya yang diberi nama Grafik Magnet Geser yang berfungsi memudahkan anak didik memahami grafik dalam waktu cepat. Peralatannya sederhana, selembar seng yang dicat kuning, digaris kotak-kotak kecil, diberi kawat dan magnet. Idenya ini siap diadu dengan karya ilmiah lain dalam waktu dekat. "Saya mendapatkan undangan untuk mengikuti karya ilmiah selanjutnya, ini suratnya," katanya menunjukkan selembar kertas dari Depdiknas.
Read More..

apbd untuk jamaah haji

Kebanggan terpancar dari 35 jamaah haji asal Kabupaten Lingga begitu tiba di Masjid Al Zulfa, Dabo Singkep, Ahad (14/12) petang. Selain bisa menunaikan rukun islam kelima, kedatangan mereka juga dijemput oleh Bupati Drs H Daria dan Wakil Bupati H Saptono Mustakim.

Banyaknya kerabat dan keluarga jamaah haji membuat polisi sibuk mengatur arah lalulintas agar tak terjadi kesemrawutan. Bupati mengatakan, masyarakat Kabupaten Lingga seyogyanya merasa bangga karena dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah warga yang berangkat ke tanah suci. Ia mengimbau, "Bagi yang sudah mampu secara ekonomi dan fisik, segeralah untuk menunaikan ibadah haji."

Kepada jamaah haji, Daria berharap mereka bisa menemukan keinginan sebagai haji mabrur dan menjadi panutan di tempat tinggalnya masing-masing. Setelah mendapatkan gelar Pak Haji atau Bu Hajjah, pesan orang nomor satu di Kabupaten Lingga ini, kualitas beribadah lebih meningkat.

Bupati dan wakil berbagi tugas untuk musim haji tahun ini. Saat keberangkatan, bupati yang melepasnya di Batam. Sedangkan saat kedatangan kemarin, wakil bupati menjemputnya dari Batam sementara bupati menunggu di Dabo. "Yang pertama niatkan dalam hati, kalau niat baik Insya Allah akan dikabulkan oleh Allah," ujar Wakil Bupati Saptono Mustakim kepada sejumlah warga yang menyalaminya.

Kebahagiaan juga dirasakan oleh Kabagsos Pemkab Lingga H Muslim yang dipercaya sebagai petugas jamaah haji kabupaten. Bersama Wabup, ia menjemput jamaah haji asal Kabupaten Lingga ke Batam. Selain peningkatan jumlah jamaah, pelayanan dari tahun ke tahun juga mengikutinya. Ia menyebutkan, dulu perjalanan dari Lingga ke Batam butuh waktu enam jam dengan kapal, sekarang cukup 30 menit karena sudah ada pesawat. Perhatian Pemkab terhadap jamaah haji juga dimaksimalkan, diantaranya dengan menanggung semua biaya lokal dan domestik.

Biaya-biaya itu meliputi transportasi pesawat pulang pergi, taksi dan bagasi, makan dan sebagainya. "Intinya biaya di luar setoran haji itu ditanggung Pemkab," jelasnya. Lazimnya, kebutuhan-kebutuhan itu ditanggung sendiri oleh jamaah masing-masing. Untuk pengeluaran ini, Pemkab menganggarkannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2008.
Read More..

Thursday, December 11, 2008

malam rampai seni budaya melayu




jelas malam itu, kamis (10/12) tak seperti malam lainnya di bumi daik lingga. di halaman kantor bupati lama, sebuah panggung semarak megah, menjadi tatapan ribuan pasang mata siapa pun yang melintasinya. malam rampai seni budaya melayu, suguhan yang tak kan lekang dalam diriku. malam itu aneka tarian, lagu, dan kesenian tradisional melayu ditampilkan. para penari nan menggoda merentakkan hati untuk bertanya siapakah gerangan mereka. para pemusik yang piawai mengiringi setiap pagelaran, dari tarian, lagu, hingga visualisasi, tak beranjak mata ini menatapnya.



dipadu dengan gerakan sayang benda cagar budaya, hm pedulikah kita seperti warga lingga? warga yang merasa memiliki benda bersejarah menyerahkannya untuk museum (baca untuk umum). kedermawanan pejabat diketuk untuk membeli benda tersebut. begitu uang diberikan, bukan lantas benda bernilai seni tinggi tadi dipindahkan ke ruang tamu pejabat yang membelinya. ia akan tetap mengisi ruangan museum, sementara uang sang pejabat sebagian diberikan kepada warga pemilik benda sebagai tanda terima kasih dan sisanya untuk perawatan museum. itu saja? tak. para pejabat tak hanya merelakan isi kantongnya untuk museum hanya ketika ada warga yang menyerahkan benda bersejarahnya. meski beberapa benda telah resmi menjadi koleksi museum, ia bisa saja dilelang. toh ujungnya sama saja, uang hasil lelang untuk perawatan museum dan koleksi benda di museum yang dilelang tak pindah ke tangan sang pejabat. pernah terpikir oleh anda cara melestarikan benda bersejarah seperti ini? ciumlah pesona lingga, dan temukan kemegahan hati di sana... semoga.
Read More..

kota sejuta parabola

hampir semua rumah di kabupaten lingga memiliki parabola. bukan karena sok-sokan, sudah ada antena uhf kok kurang puas. bukan juga warga setempat lebih suka menikmati tayangan acara hiburan yang disiarkan stasiun televisi mancanegara. sekali lagi bukan. saat aku pertama kali datang, itulah yang terlintas dalam benak. mau nanya, he he malu dong (padahal mulan aja jamilah, bukan jami dong, apa kaitannya he he)

jawabannya sederhana. mau nonton apa kalau tak ada parabola? lho? betul, kok ya tega-teganya para pemilik stasiun televisi di negeri ini. katanya ada yang mempopulerkan tagline memang untuk anda, semakin indonesia semakin asyik, milik kita semua dan sabagainya. nyatanya, warga di kabupaten lingga harus membeli parabola jika ingin menikmati tayangan televisi, bahkan untuk siaran televisi indonesia.

jadi mohon jangan heran jika anda ingin pindah ke kabupaten ini membawa televisi keluaran terbaru. sisihkan sedikit uang anda (jika anda berduit banyak) atau bekerjalah untuk mendapatkan apa yang disebut parabola jika ingin segera menikmati merdunya suara mulan jameela, cantiknya paras bintang-bintang sinetron sekalian terpesona dengan keberanian para reporter aljazeera mengambil gambar di tengah konflik.

maaf, jika kebetulan anda di batam, tepatnya di mukakuning senantiasa mendengar istilah kota seribu wanita kabupaten lingga juga punya kota seribu parabola.
Read More..

Tuesday, December 9, 2008

menggalakkan PNPM

Keinginan memajukan daerah menjadi alasan kuat Pemkab Lingga mengucurkan dana besar untuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan.

Ketua Tim Koordinasi PNPM Mandiri Pedesaan Kabupaten Lingga, Wan Chairil kepada Koordinator PNPM Provinsi Kepri Ade Sunarya, Fasilitator Teknik PNPM Kabupaten Lingga Dharmabakti dan Fasilitator Pemberdayaan PNPM Kabupaten Lingga Yunarlis mengatakan, ia telah melakukan pembicaraan dengan Bupati Lingga Drs H Daria dan orang nomor satu di Kabupaten Lingga tersebut memberikan perhatian penuh terhadap program nasional ini. Dana APBD 2009 yang dianggarkan untuk PNPM tiga miliar lebih.

Menurut Chairil, PNPM terbukti mampu menghasilkan wujud nyata berupa bangunan-bangunan fisik yang kegunaannya benar-benar dibutuhkan masyarakat. Hal ini memungkinkan karena semua dikerjakan dan inisiatifnya sendiri berasal dari masyarakat. Chairil yang juga Kadisnakertrans dan PMD Kabupaten Lingga mencontohkan, pembangunan pasar tradisional di Daik Lingga ternyata bisa berdiri hanya dengan biaya Rp300 juta lebih berkat PNPM. "Kalau dilelang, bisa-bisa biayanya mau mencapai satu miliaran," sebutnya.

Kondisi geografis Kabupaten Lingga, kata Chairil, memang tak sama dengan kabupaten lain di Kepri. Kemana-mana transportasi antar pulau hanya kapal dan perahu. Ia meminta agar koordinator provinsi tak menjadikan kondisi tadi sebagai halangan untuk menyukseskan PNPM. Menurutnya, beberapa hal bisa dikerjakan dengan PNPM. Hasil pengamatannya di lapangan, ada baiknya salah satu program PNPM yakni Simpan Pinjam Perempuan (SPP) melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti mengidupkan lagi pasar rakyat daripada hanya mengambil pakaian dari luar daerah lalu dijual lagi di Kabupaten Lingga. Ada juga hasil home industri warga Daik berupa kerupuk jerawat yang berbahan sagu, perlu pembinaan yang baik. "Kalau di daerah lain yang lebih maju, dodol saja bisa dijual dan laris. Karena kemasannya memang bagus, jadi kadang orang beli kemasannya untuk disimpan," imbuh Chairil. Sementara Senayang, dikenal sebagai penghasil bilis terbesar di Provinsi Kepri. Selama ini bilis-bilis yang sudah dibersihkan dibungkus dengan plastik plastik seadanya. Dengan pengemasan yang menarik, ada capynya, Chairil yakin akan meningkatkan harga jualnya.

Terkait PNPM Kabupaten Lingga, Dharmabakti menjelaskan pada hari itu Ade Sunarya, Yunarlis, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PNPM Kecamatan Singkep Suherman dan ia sendiri membuka pelatihan Tim Pemeliharaan dan Monitoring Desa se-Kecamatan Singkep di aula Kantor Camat Singkep. "Ini sesuai tehapan, harus dilakukan pelatihan terhadap pelaku-pelaku di tingkat desa sehingga kegiatan yang ada di desa sesuai rencana anggaran biaya (RAB)," katanya. Disebutkan, di tingkat desa ada Kader Pembangunan Desa, Tim Pelaksana Kegiatan dan Tim Pemeliharaan serta Monitoring yang wajib selalu berkoordinasi.

Program-program pembangunan yang dilaksanakan PNPM diantaranya gedung pertemuan di Lanjut dan Kelurahan Dabo, semenisasi di Kuta, program air bersih di Berindat, jembatan kayu di Maruk Kecil dan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) di Pulau Berhala. Semuanya gagasan masyarakat setempat melalui tahapan penggalian gagasan.

Ditambahkan Yunarlis, rintangan di lapangan selalu ada. Misalnya ada dugaan uang yang dicairkan untuk sebuah proyek yang ditangani PNPM disalahgunakan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). Menghadapi kemungkinan seperti ini, semua pihak harus bekerja profesional agar aliran dana dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. "Bila tak ada laporan dari Tim Pemeliharaan hasil kegiatan justru akan dipertanyakan. Bulan desember dana yang dianggarkan harus terserap sekitar 90 persen, kalau tidak akan sulit mendapatkan kucuran dana lagi," Ade Sunarya melengkapi keterangan Yunarlis.
Read More..

ada sayur di batuampar

bagi warga batam, ada nama daerah bernama batuampar. di kabupaten lingga juga ada batuampar. bedanya, kalau batuampar di batam ditumbuhi pabrik-pabrik dan padatnya rumah penduduk, batuampar di kabupaten lingga adalah daerah petani sayur. merekalah pemasok sebagian kecil kebutuhan sayur warga kabupaten lingga. pemasok terbesar justru bukan petani lokal, melainkan petani dari jambi.

saat aku bertandang ke rumah seorang petani sayur, hanya senyum tipis yang mengembang di bibirnya. kata dia, belakangan ini sayurnya tak seperti dulu. ya warnanya, ya ukurannya, dan yang pasti pengaruh ke kantongnya. masalahnya satu, harga kebutuhan sayur tak semurah dulu. ada bibit yang harus dibeli, ada pupuk yang harus dibeli, ada obat anti hama yang harus dibeli. namun petani sayur tetaplah petani sayur. sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang (begitulah pemredku menuliskan sms beberapa malam lewat). merasa tak ada keahlian lain selain betanam sayuran tadi, ya akhirnya bertahan dengan kondisi yang ada.

berbincang dengan petani sayur menghasilkan keasyikan tersendiri. bahkan, saat ia mengajakku ke samping rumahnya yang terbuat dari papan kayu, serasa jadi toke sayur. aku merasa sawi yang ditanamnya sudah menggiurkan hati, menantang lidah untuk mencicipinya ketika sudah tersaji di atas piring. begitu luas. begitu hijau. tetapi lagi-lagi hal itu tak memuaskan si petani.

"kalau harga pupuknya tak mahal, sayuran ini mendapatkan makanan yang cukup. lebih besar lagi daunnya, lebih hijau warnanya," kata dia. hm, susah juga jadi petani. dulu, saat negara ini masih jaya, berhasil swasembada beras, kita hanya menyebut petani zaman itu hebat. tak ada prasasti. saat zaman berubah, krisis menggerogoti nadi bangsa ini, petani terpuruk. juga bidang dan profesi lainnya (selain koruptor tentu saja), kita hanya mampu mengatakan: ah, kasihan petani.
Read More..

batu berdaun

dua kata yang terdengar ke telingaku agak asing, batu berdaun. lalu muncul berbagai khayalan dalam benakku, ada batu dengan dedaunan di sekelilingnya. lalu ada batu berbentuk daun. paling gila ketika aku menggambarkan batu itu tumbuh seperti daun tetumbuhan. ah, daripada penasaran, aku hidupkan mesin sepeda motor yang alhamdulillah sudah selesai kreditnya.

tanya sana-sini, akhirnya sampai juga aku ke batu berdaun. ada tumpukan bebatuan setinggi kuda nil dewasa. beberapa batu itu menyatu, lalu di tengahnya muncul sebatang pohon yang kurang kuketahui pasti namanya.pohon itu tidak mati, tidak meranggas tetapi masih hidup.

kalau hanya sekadar batu seperti itu, percayalah anda juga akan segera berbalik pulang. tunggu dulu, nikmati elusan sang angin di wajah. alam batu berdaun kembali menggetarkan hatiku untuk menyimpannya dalam hati lalu menumpahkannya dalam blog ini. hamparan pasir memutih sepanjang ratusan meter, pohon nyiur melambai tiada henti. seakan mengajak mampir siapa saja yang ada di seberang lautan.

akhirnya satu jam juga aku habiskan waktu sambil mencumbui keperawanan batu berdaun. laksana perawan kampung, pantai ini masih menyejukkan dan mampu mengobati hati di kala suntuk. tak bising meski pantai ini sejajar dengan jalan aspal kampung. paling hanya deru mesin sepeda motor terdengar, namun tak mengusik kenyamanan hati ini. dan pertanyaanku tentang batu berdaun pun terjawab sudah. memang indah......
Read More..

lingga menyapaku

selamat sore, kata alam lingga saat kaki turun dari kapal di pelabuhan jagoh tiga minggu lalu. inilah bunda tanah melayu, alam nan mempesona yang dulu hanya aku kenal lewat buku geografi smp sebagai salah satu penghasil timah. dulu hanya nama dabo singkep, itu yang membekas di ingatan yang sudah mulai lapuk. kini, dabo singkep menjadi bagian dari sebuah kabupaten bernama lingga.

saat pegunungan atau bebukitan menyatu dengan hamparan pasir, bayangan pepohonan mandi di air laut, kira-kira seperti apa perasaan anda. apalagi baru saja menyelesaikan perjalanan empat jam dari tanjungpinang. dari jagoh, nikmati pemandangan alam nan menawan menuju kota dabo singkep. boleh pilih, mau melewati jalan baru bernama jalan bukit berkelok atau di simpang di atas pelabuhan lurus saja. yang belok, temukan jalanan membelah hutan lebat. hanya popoh dan pegunungan. sementara bila memilih lurus, anda akan melayang di sisi hutan menghijau dan lautan lepas. persis di bibir pantai.
Read More..